Sabtu, 27 Agustus 2011

Semua Kebutuhan Lebaran Dilaporkan Siap

DI depan Presiden, para menteri yang bertanggung jawab menangani lebaran melaporkan bahwa semua persiapan sudah dilakukan dengan baik. Otomatis kita membayangkan tidak akan ada masalah yang dihadapi masyarakat dalam mempersiapkan lebaran.

Hanya saja laporan di atas kertas harus tetap dicek di lapangan. Sering apa yang disampaikan di dalam rapat berbeda jauh dengan kenyataannya di lapangan. Pada Hari-H semua tetap saja kedodoran.

Untuk itu tepatlah apa yang dilakukan Presiden dengan meninjau langsung di lapangan. Presiden bisa membandingkan apakah laporan yang disampaikan para menteri sesuai dengan kenyataan sesungguhnya.

Persoalan yang kita hadapi seringkali berkaitan dengan sense of detail. Kita terbiasa untuk melihat yang besar-besar dan kurang saksama untuk melihat hal-hal yang kecil.

Hal yang tidak boleh kita anggap enteng adalah jumlah pemudik. Diperkirakan tahun ini jumlah orang yang akan bepergian untuk pulang kampung akan mencapai 8 juta orang. Tidak terbayangkan sarana transportasi yang dibutuhkan untuk mengangkut jumlah orang sebanyak itu.

Kunci keberhasilan untuk mengangkut warga sebanyak itu bukan hanya ditentukan oleh jumlah sarana transportasi, tetapi juga daya dukung jalan. Yang terakhir ini yang seringkali menjadi masalah karena perbaikan jalan-jalan tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya.

Salah satu contoh perbaikan jalan yang tidak sesuai rencana adalah pembangunan jalan tembus Nagrek di Jawa Barat. Padahal jalur itu merupakan salah satu kunci kemacetan bagi mereka yang hendak keluar Bandung.

Hingga seminggu sebelum lebaran beberapa jalur di Pantai Utara Jawa masih terus dibenahi. Kita tahu bahwa itu adalah jalur kunci bagi perjalanan mudik kebanyakan masyarakat.

Manajemen mudik memang merupakan tantangan yang harus kita pecahkan. Dibutuhkan seorang manajer yang bukan hanya cerdas, tetapi mau bekerja dengan hati. Bahkan saat-saat lebaran seperti sekarang, ia harus mau melepaskan kepentingan pribadinya.

Sampai saat ini belum ada orang yang mampu menangani persoalan mudik dengan mulus. Apalagi ketika ia harus mengkoordinasi kerja dari banyak kementerian yang terlibat dalam urusan penanganan lebaran.

Belum lagi jika kita soal keamanan para pemudik. Hari-hari ini kita sering melihat orang yang menjadi korban kejahatan di atas angkutan. Bagaimana orang yang ingin pulang lebaran kehilangan harta bendanya karena mengalami pembiusan.

Petugas keamanan belum bisa menemukan cara untuk menghindarkan masyarakat dari kejahatan. Meski peringatan sudah begitu gencar disampaikan, tetapi tetap saja banyak warga yang menjadi korban.

Kita harus berupaya lebih keras mencari cara mengamankan masyarakat. Karena harta benda yang hilang merupakan hasil kerja keras dari anggota masyarakat. Kalau bisa selamat dibawa sampai ke daerah, maka itu akan menjadi penggerak ekonomi yang bermanfaat.

Kita berharap agar harga-harga kebutuhan pokok bisa terkendali menjelang lebaran ini. Meski ini kesempatan bagi pedagang kecil untuk menikmati keuntungan, janganlah sampai terlalu membebani masyarakat.

Akhirnya kita berharap lebaran benar-benar bisa memberi kebahagiaan bagi seluruh warga. Tentunya kita harus berusaha agar penanganan lebaran bisa semakin baik lagi. Ada pembelajaran yang bisa membuat kita lebih cerdas dalam menangani lebaran.

Apalagi kegiatan ini merupakan kegiatan yang ritual setiap tahun. Kita akan menghadapi lebaran yang sama tahun depan dan tantangan yang harus dijawab sebenarnya tidak pernah berbeda.

sumber: metronews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar