Jumat, 12 Agustus 2011

Kabupaten di Papua paling banyak terlambat kucurkan dana BOS

JAKARTA. Kabupaten yang telat menyalurkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) triwulan pertama 2011 paling banyak di Papua. Pemerintah mencatat ada 10 Kabupaten di Papua yang telat mengucurkan dana BOS.

Adapun total Kabupaten yang tak kunjung mengucurkan dana BOS triwulan pertama 2011 mencapai 20 Kabupaten. Sedangkan 10 Kabupaten sisanya tersebar di provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, dan Sumatera Utara.

Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh tidak menyebut sepuluh kabupaten itu. Cuma, dia mengaku heran mengapa hingga kini dana yang sudah mengalir ke pemerintah daerah itu tidak juga mengucur ke sekolah-sekolah. "Saya penasaran, apa susahnya, kenapa wilayah yang lain di Papua bisa tapi yang sepuluh ini tidak bisa," ujar Nuh usai rapat terbatas komite pendidikan di kantor Wakil Presiden, Selasa (26/4).

Padahal, pemerintah sudah menggelontorkan dana BOS ke APBD Kabupaten/Kota. Oleh sebab itu, Nuh meminta Menteri Dalam untuk mengatasi persoalan telatnya dana BOS itu.

Caranya, kata Nuh, mendatangi Kabupaten/Kota yang telat mengucurkan dana BOS. "Jika tidak begitu kasihan adik-adik kita, padahal uang sudah dikirim," imbuhnya.

Dia menambahkan, sebanyak 67 Kabupaten/Kota telah mengucurkan dana BOS triwulan kedua yang bergulir sejak awal April 2011. Sebagai informasi, alokasi dana BOS dalam APBN tahun 2011 sebesar Rp16,812 triliun. Mulai tahun anggaran 2011 dana BOS mengucur ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Dana itu mengalir ke 497 Kabupaten/Kota, terdiri dari 399 kabupaten dan 98 kota. Selanjutnya, pemerintah daerah (pemda) menyalurkan ke sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengaku sudah menyurati Kabupaten/Kota, termasuk Kabupaten di provinsi Papua yang telat mengucurkan dana BOS triwulan pertama. Sehingga penyaluran BOS triwulan kedua tepat waktu.

Apalagi, laporan pemakaian dana BOS telah melunak dari setiap 3 bulan menjadi 6 bulan. "Saya bilang ini aneh, biasanya orang minta uang, ini uang sudah ada kok susah mencairkannya," kata mantan Gubernur Sumatera Barat itu.

sumber: kontan.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar