Sabtu, 06 Agustus 2011

Gaji Guru Honorer di Bengkulu Tidak Sepadan

Metrotvnews.com, Bengkulu: Gaji para guru honorer di desa-desa terpencil di Provinsi Bengkulu yang berkisar Rp400 ribu hinggai Rp1 juta per bulan dinilai masih rendah bila dibandingkan dengan tugas yang mereka emban.

Kepala Dinas Pendidikan nasional Provinsi Bengkulu Sumardi, Sabtu (29/1), mengatakan, gaji para guru honorer tersebut tidak sesuai dengan lokasi tugas dan biaya transportasi yang harus mereka keluarkan setiap harinya.

Gaji guru honorer di daerah ini, khususnya wilayah terpencil, idealnya antara Rp1,5 juta sampai Rp2 juta per bulan. Dengan gaji tersebut, baru mereka bisa bekerja tenang karena cukup untuk memeberi makan anak dan istri.

"Kami mengharapkan pada tahun 2011 ini masing-masing bupati/ wali kota dapat menganggarkan dengan dana APBD masing-masing daerah, sehingga dapat menaikan gaji guru honorer tersebut," ujarnya.

Sementara pos anggaran gaji guru honorer itu bisa diambil di Pos hibah atau dana untuk bantuan sosial masing-masing kabupaten/kota.

Selain itu, dia juga mengharapkan kepada para Kepala Sekolah agar lebih selektif merekrut guru honorer dan disesuaikan dengan kebutuhan serta tidak boleh dipaksakan.

Memaksimalkan guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) karena sudah diberikan fasilitas oleh pemerintah, ujarnya.

Jumlah guru honorer dan bantu di Provinsi Bengkulu tercatat 30.108 dari 54.416 guru se-Bengkulu, mengajar pada sekolah dasar sampai sekolah menengah atas di sepuluh kabupaten/kota.

Guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di provinsi tersebut sampai saat ini masih kurang karena baru 24.308 orang atau 45 persen dari jumlah guru yang ada.

Tenaga pengajar honorer dan bantu tersebut, honornya sebagian dibayar oleh yayasan tempatnya mengajar, tetapi ada juga yang dibayar melalui dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) setempat, serta anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Guru dibayar melalui dana APBN berstatus guru tidak tetap, sedangkan guru bantu dan honorer dibayar oleh APBD kabupaten setempat.

Walaupun soal kesejahteraan guru honorer dan guru bantu di Bengkulu memang masih jauh dari harapan, namun para guru tersebut tetap membaktikan dirinya kepada bangsa dan negara.

"Kita patut memberi apresiasi kepada guru honorer dan swasta karena meski pendapatan mereka rata-rata di bawah upah minimum provinsi (UMP) tapi tetap bekerja tekun," ujarnya.

Seorang tenaga guru honorer di Kabupaten Kauar Abidin mengharapkan agar bisa menjadi prioritas pada pengangkatan penerimaan calon pegawai negeri tahun 2011.

"Saya sudah mengabdi sekitar 12 tahun namun status sampai saat ini masih guru honorer dan beberapa kali mengikuti seleksi CPNS tidak lulus karena tidak ada uang `ekstra`," keluhnya.(Ant/RIZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar